Chapter 3: Patahku. Dulu kau yang selalu menguatkanku. Dulu kau yang selalu berkata jika ada masalah yang diputuskan masalahnya bukan hubungannya. Dulu kau yang bilang untuk tidak meninggalkan. Aku tau semua salahku. Tapi kenapa kau tidak pernah cari masalah, marah, kesal atau apapun itu agar aku mengerti dan dapat pelajaran lebih? Kenapa marahmu yang kau pendam-pendam tak kau bilang langsung. Apa sudah pernah kau bilang tapi aku tak kunjung mengerti dan menghargaimu ya? Maafkan aku. Tapi setelah aku sadar di akhir-akhir cerita kita, mengapa tak kau beri aku kesempatan untuk berubah? Malah kau buka hatimu untuk orang lain. Sudah terlalu muak ya hingga rasanya hilang dan ada orang lain masuk yang bisa beri perhatiannya lebih padamu jadinya hatimu keras untukku. Yasudahla. Ini semua salahku. Tidak salahmu. Salahmu ternyata kau berbohong. Berkata jika kalian tidak bercengkrama melalui whatsapp. Tetapi ku lihat dm-mu mengirimkan postingan makna tanda hati warna-warni di whatsapp secara tib
doubt, sadness, happiness, gratitude.